SURABAYA - Harga gula di pasaran terus menukik dalam tiga bulan terakhir.
Setidaknya hal itu berdasarkan data Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jatim.
Harga gula pada bulan ini rata-rata Rp 12.878 per kg. Posisi tersebut turun dari bulan lalu sebesar Rp 13.780 per kg.
Sementara itu, pada Juli harganya tercatat Rp 15.595 per kg. Tren penurunan harga gula tersebut disebabkan sudah memasuki musim giling.
Bahkan, di tingkat lelang, gula petani dihargai Rp 11.000 hingga Rp 12.000 per kg. Kalau memperhitungkan biaya produksi sebesar Rp 10.600 per kg, margin keuntungan yang didapatkan tipis.
’’Keuntungan yang diperoleh hanya empat persen selama setahun,’’ ujar Sekjen Andalan Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) M. Nur Khabsyin kemarin (28/9).
Karena itu, dia menilai kenaikan harga gula masih wajar. Pemerintah selama ini berupaya menurunkan harga dengan impor.
Menurut dia, langkah tersebut tidak tepat. ’
’Kalau pemerintah ingin menurunkan harga gula, lebih baik melalui subsidi, tidak dengan mengurangi keuntungan yang diperoleh petani. Bagaimana juga, selain sebagai produsen, petani merupakan konsumen,’’ jelasnya.
Apalagi kalau meminta petani bersaing dengan gula rafinasi. Itu tentu sulit. Sebab, gula rafinasi berasal dari raw sugar impor yang harganya jauh lebih murah.
Sebagaimana diketahui, selain raw sugar sebagai bahan baku gula rafinasi, pemerintah mengimpor gula kristal putih untuk kebutuhan gula konsumsi.
’’Sebaiknya tidak hanya berpedoman pada kebutuhan konsumen, melainkan harus komprehensif dalam mendorong industri gula dalam negeri, termasuk para petani tebu,’’ katanya. (res/c20/sof/jos/jpnn)
Baca Dari Sumber http://ift.tt/2dCYiB4
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Harga Gula tak Manis Lagi-JPNN.com"
Post a Comment