SURABAYA – Minat biro perjalanan menggarap pasar inbound tour alias turis mencanegara ke Jatim berbanding terbalik dengan paket outbound atau tour ke luar negeri.
Ketika minat menggarap pasar inbound tour rendah, biro perjalanan justru lebih suka membidik outbound tour. Sebab, penjualannya lebih mudah dan didukung pasar yang sensitif harga.
’’Konsumen domestik cenderung mengejar harga murah, berbeda dengan turis asing,’’ kata Ketua Dewan Komisi Tata Krama (Kopeta) Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) Jatim Nanik Sutaningtyas.
Wisatawan asing yang berkunjung ke Indonesia memang memiliki tuntutan yang lebih besar. Bahkan, mereka bersedia mengeluarkan banyak uang untuk memastikan perjalanan wisata yang diikuti terjamin kenyamanan, keamanan, dan keselamatannya.
Jika satu di antara tiga syarat itu tidak terpenuhi, mereka tak segan membatalkan perjalanan. Kendala pertama yang dihadapi travel agent adalah akses promosi. Tidak semua biro perjalanan berkesempatan melakukan promosi ke luar negeri.
Sebab, biayanya relatif mahal. Misalnya, biaya akomodasi, biaya penyelenggaraan pameran seperti menyewa gedung, dan lainnya. ’’Biaya yang dikeluarkan bisa mencapai miliaran rupiah,’’ jelas Nanik.
Kendala kedua adalah bahasa, terutama untuk turis Thailand dan Rusia yang menuntut pemandu wisata bisa berbahasa negara mereka. Tak jarang biro harus mendatangkan tour guide dari Bali untuk memandu turis asal Rusia.
Biro membutuhkan banyak tour guide yang piawai berbahasa asing non-Inggris. ’’Tour guide berbahasa Tiongkok sudah banyak, apalagi kunjungan wisatawan asal Tiongkok juga tinggi,’’ papar Nanik.
Wisatawan yang paling potensial untuk digaet adalah Jepang. Alasannya, turis asal Jepang mapan secara finansial dan gemar melakukan perjalanan ke luar negeri. Namun, turis Jepang sangat memerhatikan detail, termasuk selektif soal makanan.
’’Meski di negaranya memiliki banyak pegunungan, tapi mereka suka kalau diajak ke Bromo. Kemudian, melihat alam di Batu maupun wisata heritage mereka juga suka. Asal tidak diajak ke gunung yang pemandangan alamnya biasa-biasa saja,’’ ungkapnya.
Tingginya minat agen menggarap pasar outbound tidak terlepas dari promosi yang digelar pemerintah negara tujuan dengan melibatkan asosiasi dan agen perjalanan swasta. Kantor-kantor perwakilan agen perjalanan dari negara tujuan pun banyak ditemui di Indonesia.
’’Agen perjalanan asing lebih banyak menjual tempat wisata di negaranya daripada menjual potensi wisata Indonesia ke wisatawan di negaranya,’’ ungkap Nanik. (res/c5/noe/jos/jpnn)
Baca Dari Sumber http://ift.tt/2cn2vZm
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Minat Agen Travel Garap Turis Mancanegara Masih Rendah-JPNN.com"
Post a Comment